Rabu, 13 Oktober 2010

ISTILAH DALAM AGAMA

Agama khususnya Islam sangat memperhatikan yang namanya ISTILAH. Pemahaman istilah dalam Islam haruslah tepat, kalau tidak akan menimbulksn bias pengertian. Ralp Waldo Emerson mengatakan bahwa PIKIRAN MENDAHULUI TINDAKAN, artinya sebelum seseorang itu berbuat sesuatu, tentulah orang itu memikirkan terlebih dulu. Sebelum kita menulis misalnya, maka keinginan untuk menulis itu ada dalam pikiran terlebih dulu. Kalau pada saat ini kita sedang menulis itu karena sebelumnya kita berfikir untuk menulis. Jadi pikiran itu sangat berpengaruh kepada tindakan. Artinya kalau pikiran kita itu benar maka tindakannya juga akan benar, kalau pikiran kita salah maka tindakan juga akan salah. Kalau istilah yang kita pahami itu salah, maka tindakan kita juga akan salah. Dan akibatnya akan sangat jauh, dalam bahasa Filsafat disebut sebagai LANGKAH MUNDUR TAK TERBATAS, yaitu suatu tindakan salah yang disebabkan karena berasal dari istilah yang salah.
Ambil sebagai contoh adalah istilah THEOLOGI. Theologi itu istilah yang berasal dari Yunani. Jaman Yunani dulu yaitu dalam mithologi Yunani dalam mempelajari para Dewa tiu menggunakan ilmu yang disebut THEOLOGI. Theo artinya dewa dan Logi artinya ilmu, jadi THEOLOGI artinya Ilmu untuk mempelajari para Dewa. Nah dalam Islam tidak dikenal apa itu yang namanya Dewa, Islam hanya mengenal Allah SWT dan Allh bukanlah Dewa. Ilmu yang membahas tentang Allah adalah Ilmu Tauhid atau Ilmu Akidah. Kalau kita memakai istilah Theologi untuk mempelajariAllah, maka kita menganggap bahwa Allah itu sama dengan Dewa, inilah masalahnya.
Contoh istilah dalam agama yang lain adalah DOGMA. Dogma adalah istilah dalam agama Kristen, atau istilah yang dimiliki oleh agama Kristen. Dogma itu artinya suatu pendapat atau gagasan, yang kemudian disyahkan atau diakui sebagai faham yang resmi oleh Gereja (lih. Sejarah Dogma Kristologi, Dr. C. Groenen OFM, Kanisius 1988). Misalnya pendapat bahwa Yesus sebagai Tuhan itu ditetapkan melalui konsili (sidang) Nicea tahun 325 Masehi, yang menghasilkan rumusan "Syahadat Nicea" yang rumusannya antara lain bahwa Yesus sehakikat dengan Bapa (Homo Uosios), karena dia sehakikat dengan Bapa maka dia Tuhan juga. Syahadat Nicea ditetapkan pada tanggal 19 Juni 325 Masehi. Kaisar Romawi saat itu (Konstantinus Agung) mempermaklumkan Syahadat ini sebagai undang-undang kerajaan, ini artinya Yesus dipermaklumkan sebagai Tuhan oleh Kaisar Romawi, kemudian disyahkan oleh Gereja.

Rabu, 29 September 2010

PENYIARAN AGAMA ISLAM PERTAMA KALI DI PULAU JAWA

  1. Usaha penyiaran agama Islam di Pulau Jawa yang pertama kali dilancarkan oleh seorang putra Indonesia sendiri. Peristiwa ini telah terjadi pada penutup abad ke 12 Masehi. Raja Negara Pajajaran (Prabu Brawijaya Mahesa Tandreman) mempunyai dua orang putera (Mundingwangi dan Mundingsari) Adapun putera yang pertama (Mundingwangi) memilih pekerjaannya sebagai saudagar. Jadi yang mudalah (Mundingsari) dinobatkan menjadi ganti raja Pajajaran yang sudah tua. Upacara nobat itu dilakukan kira-kira pada tahun 1190 Masehi.
  2. Adapun abangnya (Mundingwangi) yang menjadi saudagar itu berdaganglah kesana-sini, berlayar keseberang laut. Dalam pelayaran dan perdagangannya itu, beliaupun banyak bergaul dengan saudagar Arab. Lama kelamaan beliaupun tertarik kepada agama orang Arab itu (Islam), sebab mereka (Arab) itu dilihatnya jujur dan mempunyai kehidupan yang lebih sempurnadan teratur. Maka saudagar Indonesia keturunan Kerajaan Pajajaran itupun memutuskan hendak mengganti agamanya yang lama (Hindu) dengan memeluk agama Islam.
  3. Setelah memeluk agama Islam beliaupun terus pergi ke Mekah menyempurnakan rukun agama Islam yang kelima (pergi Haji) Selama di Mekah beliau mempelajari agama Islam secukupnya. Namanya yang lama (Mundingwangi) diganti oleh teman-temannya menjadi Haji Purba.
  4. Tidak berapa lama kemudian beliaupun kembali ke tanah leluhurnya di Indonesia (Pajajaran). Dengan perlahan-lahan diusahakannya menyiarkan agama Islam dikalangan bangsanya. Haji Purba dibantu oleh seorang Muballigh Arab (Atas Angin) untuk memasukkan Kerajaan Pajajaran itu ke dalam ke Islaman. Rencana mereka mula-mula ialah hendak meng Islamkan saudaranya Prabu Mundingsari dan sekalian isi Keraton. Percobaan ini tidak berhasil baik Beliau dan Muballigh Arab itu dituduh hendak merobohkan Kerajaan Pajajaran oleh golongan penganut agama Hindu. Tuduhan ini telah menjadikan saudaranya dan Rakyat Pajajaran berang dan hendak membunuhnya. Sebab itu keduanyapun terpaksa melarikan diri ke dalam hutan rimba untuk menyelamatkan nyawa mereka. Sejak itu tidak kedengaran lagi apa-apapun tentang kedua Muslimin yang malang itu. ( dari buku Sejarah Penyiaran Agama Islam di Asia Tenggara, yang disusun oleh S. Harahap, penerbit : Toko Buku "Islamiyah" Jl. Utomo No.3 Postbox 11 Medan Tahun 1951)

Jumat, 30 Juli 2010

SEJARAH PERDIKAN CAHYANA

Sejarah Penyebaran Agama Islam di Perdikan Cahyana

Kembali ke Budaya Adiluhung Nusantara

* Forum Diskusi

* Tampilan Topik

Topik: Sejarah Penyebaran Agama Islam di Perdikan Cahyana

Menampilkan satu-satunya kiriman.

*

Anggraini Pengantar Penulisan Sejarah Penyebaran Agama Islam di Perdikan Cahyana

Pangeran Wali Syekh Atas Angin

Perdikan Cahyana dan Sejarah Perkembangan Agama Islam di Bumi Cahyana ini bertujuan agar saya sendiri pada khususnya dan para mayarakat yang tinggal di Cahyana serta lingkungan sekitar pada umumnya dapat mengetahui dengan paham dan jelas tentang kisah-kisah yang terjadi di Perdikan Cahyana. Selain itu, dengan penulisan ini semoga dapat memberikan kita pelajaran yang berharga untuk lebih beriman kepada Allah dengan sebenar-benar iman dan mencontoh semangat dari para leluhur kita dalam berislam dan menyebarkan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Rasulullah.

Daerah Perdikan Cahyana berada di Kecamatan Karangmoncol dan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Di Kecamatan Karangmoncol ada 13 daerah perdikan, diantaranya : Grantung Andhap, Grantung Kidul, Grantung Gerang, Grantung Lemah Abang, Grantung Kauman, Pekiringan Kauman, Pekiringan Lama, Pekiringan Anyar, Pekiringan Bedhahan, Tajug Lor, Tajug Kidul, Rajawana Lor, dan Rajawana Kidul. Sementara itu, 8 desa yang terdapat di Kecamatan Rembang, diantaranya : Makam Wadhas, MakamBantal, MakamTengah, Makam Dhuwur, Makam Kidul, Makam Jurang, Makam Panjang, dan Makam Kamal.

Status Perdikan dihapus oleh pemerintah Republik Indonesia pada masa Orde Lama. Berakhirnya kekuasaan 21 orang demang diyakini oleh masyarakat bahwa para demang telah melanggar piagam dan wewaler perdikan. Selain itu, mereka berbuat tidak adil serta memperkaya diri sehingga mereka harus diturunkan. Penghapusan desa-desa perdikan telah mengubah status tanah dari keputihan menjadi tanah pamajegan. Dengan kata lain, tanah tersebut menjadi tanah negara. Tanah-tanah keputihan di daerah Perdikan Cahyana adalah tanah-tanah bebas pajak yang diluluskan oleh Sultan Demak dan dilestarikan oleh para Raja Jawa sesudahnya dan pemerintahan Kolonial Belanda.

Saya mendapatkan cerita ini dari beberapa masyarakat yang mengetahui cerita ini dan dari buku yang dijual di sekitar ziarah kubur para Wali yang dimakamkan di Cahyana. Serta mendapatkan artikel di internet yang ditulis Sugeng Priyadi.

Salah satu sumber sejarah Perdikan Cahyana adalah piagam-piagam dan beslit-beslit A.M. Kartosoedirdjo dalam naskah Tjarijos Panembahan Lawet yang disusun pada tahun 1941(Behrend, 1990: 77-78) memuat daftar piagam dan beslit yang diterima oleh para pengelola desa Perdikan di Cahyana. Naskah koleksi Museum Sana Budaya dengan kode PB.A. 271 itu sangat berguna untuk melacak keberadaan piagam dan beslit tersebut. Piagam yang diterima adalah 3 piagam, isi piagam yang diberikan oleh Sultan Demak (1403 AJ) dapat dilihat disini, sedangkan piagam dari Sultan Pajang (1503 AJ) dapat dilihat disini, dan isi piagam dari Ki Gede Mataram dapat dilihat disini.

Ketiga Piagam tersebut menunjukan bahwa bumi Cahyana adalah bumi perdikaning Allah, bukan perdikaning ratu. Sultan Demak, Pajang dan Ki Gede Mataram hanyalah meluluskan dan melestarikan perdikaning Allah kepada Mahdum Wali Prakosa. Begitu pula dalam kasus piagam raja-raja Jawa muslim, piagam-pigam tersebut menguatkan eksistensi Perdikan Cahyana dengan gutukullah, gutuking Allah, bebenduning para wali, dan ora olih berkahingsun. Dengan demikian, status perdikan menjadi tradisi secara terus menerus karena perubahan pusat politik tidak akan mengubahnya, bahkan piagam dari pusat yang lama akan didukung oleh pusat yang baru dan seterusnya.


Pangeran Wali Syekh Atas Angin adalah seorang mubaligh Islam dari negara Arab yang termasuk keturunan Rasulullah SAW dari keturunan Sayidina Ali dengan Siti Fatimah. Nama beliau yang sebenarnya adalah Syarif Abdurahman Al-Qadri. Sesudah sholat Subuh beliau mendapat ilham bahwa di sebelah timur terdapat tiga buah cahaya putih yang menjulang sangat tinggi ke angkasa. Maka beliau beserta 200 orang pengiringnya pergi dari negara Arab, bermaksud akan mencari cahaya tersebut. Dalam perjalanannya beliau singgah di Gresik dan Pemalang, kemudian terus menuju ke Gunung Cahya hingga beliau menemukan cahaya tersebut.

Pangeran Wali Syekh Atas Angin berdiam di Cahyana selama 45 tahun. Perkawinannya dengan Nyai Agung Rubiahbekti berputra lima orang, tiga orang putra dan dua orang putrid, yaitu:

1. Pangeran Wali Makhdum Kusen/Husen (Kayupuring), makamnya di desa Rajawana, Kecamatan karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia

2. Pangeran Makhdum Medem, makamnya di Cirebon

3. Pangeran Makhdum Umar, makamnya di pulau Karimun

4. Nyai Rubiahraja, makamnya di Ragasela

5. Nyai Rubiahsekar, makamnya di jambagan, Banjarnegara

Pangeran Wali Syekh Jambukarang berasal dari Jawa Barat, putra dari Prabu Brawijaya Mahesa Tandreman, Raja Pajajaran I. Ketika masa mudanya beliau bernama Adipati Mendang (R. Mundingwangi). Tradisi Sadjarah Padjajaran Baboning Tjarios saking Adipati Wiradhentaha Boepati Prijangan Manondjaja menyebutkan bahwa Jambukarang merupakan raja Pajajaran yang bergelar Prabu Lingga Karang atau Prabu Jambu Dipa Lingga Karang (bdk. Soetjipto, 1986:14-20).

Sebenarnya beliau menggantikan ayahnya menjadi raja di Pajajaran, tetapi beliau lebih tertarik kepada pendeta (bertapa) dan kerajaan diserahkan kepada adiknya yang bernama R. Mundingsari, yang dinobatkan pada tahun 1990 M. Beliau kemudian bertapa di gunung Jambudipa. Beliau berganti nama menjadi Jambukarang, begitu pula gunung tempat beliau bertapa hingga sekarang terkenal dengan nama Gunung Karang (di Karesidenan Banten, Jawa Barat). Pada saat beliau bertapa di gunung Jambudipa (Gunung Karang), tampaklah nur/cahaya (cahya bahasa Jawa) tiga buah, di sebelah timur dan putih warnanya menjulang sangat tinggi ke angkasa. Maka dicarilah nur/cahaya itu beserta 160 pengikutnya dan terdapatlah cahaya itu di Gunung Panungkulan (sekarang dikenal dengan nama Gunung Cahya) di desa Grantung, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah.

Dalam perjalanan mencari cahaya itu beliau melalui :

1. Kerawang, terus berlayar ke timur sampai di Jatisari

2. Sungai Comal, disini agak lama dan sekarang terdapat petilasan Geseng

3. Gunung Cupu terus mengikuti alirnya sungai Kuripan

4. Gunun Keraton terus ke selatan menuju gunung Lawet

5. Bocong sana terus ke selatan sepanjang sungai Ideng, Kedung Budah, Kedung Manggis atau Kesimpar

6. Penyidangan (sekarang bernama Desa Rajawana

7. Karangarum (sekarang bernama Desa Makam) terus ke selatan sampailah di Gunung Panungkulan (Gunung Cahya.

Kekeramatan atau kesaktian Pangeran Wali Syekh Jambukarang dengan pertolongan Allah SWT antara lain :

1. Pecinya bisa terbang ke angkasa

2. Menumpuk-numpuk telur ke udara satu persatu tidak jatuh

3. Dapat membaca surat yang tidak bertulisan

4. Gunung-gunung tunduk ke Gunung Keraton (Lawet) ketika diberi ilmu kewalian

5. Menggandeng tempat-tempat air ke udara (ke angkasa) tidak tumpak airnya

Adanya telur dan air yang dapat ditumpuk ke udara dan bergantungan di atas ketika beradu kesaktian dengan Pangeran Wali Syekh Atas Angin maka tempat sebagai adu kesaktian tersebut di kenal dengan nama Grantung. Desa Grantung terletak di Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia.

Setelah wafatnya Pangeran Wali Syekh Jambukarang, perjuangannya diteruskan oleh keturunannya, yaitu cucunya yang bernama Pangeran Wali makhdum Husen.

Ketika Pangeran Wali Syekh Atas Angin sampai di tempat munculnya cahaya tersebut dan ternyata disitu telah ada seorang yang berada di dekat cahaya dan sedang bertapa, tak lain orang tersebut adalah Jambukarang. Kemudian beliau mengucapkan salam kepada secara islami yaitu Assalamu’alaikum kepada orang tersebut, berulang beliau mengucapkan salam akan tetapi tak ada sepatah kata jawaban karena pada saat itu Jambukarang masih memeluk agama Hindu. Dianatara keduanya pun akhirnya mengadu kesaktian sehingga kemenangan berada pada Pangeran Wali Syekh Atas Angin.

Dengan perjanjian semula bahwa siapapun yang kalah maka akan beralih ke agama kepada agama sang pemenang. Jambukarang kemudian bersyahadat untuk masuk agama Islam sehingga beliau bergelar “Pangeran Wali Syekh Jambukarang”. Sebelum masuk Islam beliau terlebih dulu harus memenuhi segala syarat rukunnya, antara lain mandi taubat, memotong rambut, dan syarat rukun islam lainnya. Petilasan sebagai tempat pertaubatannya pun sekarang masih ada.

Ketika Pangeran Wali Syekh Jambukarang akan diberi ilmu Kewalian oleh Pangeran Wali Syekh Atas Angin, maka beliau meminta supaya mengambil tempat di Gunung Keraton saja, hingga saat ini masih ada petilasannya dan dikenal dengan Gunung Lawet hingga sekarang.

Pada saat Ilmu Kewalian itu diajarkan (dalam bahasa Jawa disebut diwejang), semua gunung yang berada di sekitar Gunung Keraton puncaknya tunduk mengarah kepada Gunung Keraton, hingga saat ini masih dapat dilihat bekas-bekasnya. Akan tetapi ada satu gunung yang tak tunduk puncaknya, maka terkenalah gunung tersebut dengan nama Gunung Bengkeng (membandel).

Sebagai tanda terima kasih Pangeran Wali Syekh Jambukarang kepada Pangeran Wali Syekh Atas Angin, maka putrinya yang bernama Nyai Rubiahbekti dikawinkan dengan beliau. Untuk menyempurnakan keislamannya, Pangeran Wali Syekh Jambukarang menunaiakn ibadah Haji ke Tanah Suci (Mekah). Sekembalinya dari Tanah Suci, beliau dikenal sebagai Mubaligh Agung dan diberi gelar Haji Purwa/Purba.

Nama Gunung Lawet berasal dari kata khalwat, jadi merupakan tempat untuk berkhalwat / tabarrur yaitu mendekatkan diri kepada Allah, seperti Rasulullah SAW berkhalwat di Gua Hira’ untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dengan kodrat dan iradat Allah SWT maka timbullah nur / cahaya (dlam bahasa jawa disebut cahya) di Gunung Panungkulan, sebanyak tiga buah, menjulang tinggi ke angkasa dan putih warnanya. Gunung Panungkulan terletak di desa Grantung, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Menurut riwayat yang dapat melihat dan menemukan nur/cahya yang timbul di Gunung Panungkulan hanyalah Pangeran Wali Syekh Atas Angin dan Pangeran Wali Syekh Jambukarang.

Beberapa nama dari tiga buah nur / cahaya yang timbul di Gunung Panungkulan serta arti yang terkandung di dalamnya:

1. Dinamakan Cahyana, sebab cahaya tersebut dapat membuat terang di dunia ini

2. Dinamakan Wonosepi, sebab timbulnya cahaya tersebut ghaib, dahulunya tidak ada sama sekali dan kemudian timbul dengan sendirinya

3. Dinamakan Wonokerso, sebab memang tujuan nur/cahaya tersebut ghaib

4. Dinamakan Wonokesimpar, sebab ghaib, sering dibicarakan dan disinggung, tetapi jarang yang mengetahui hal sebenarnya

5. Dinamakan Pengadanagan, sebab benar-benar cahaya tersebut diharap-harapkan oleh ummat manusia di dunia ini

6. Dinamakan Cahyana, sebab mempunyai kekuatan atau kekuasaan untuk membuat terang awal ummat manusia sejagat

7. Dinamakan Tanggeran, sebab menjadi pertanda bagi orang sejagat

8. Dinamakan Kojur, sebab membuat hancur/sial/celaka kepada kehendak jahat manusia sejagat

9. Dinamakan juga Kecepit

10. Dinamakan Rajawana.

Sepuluh nama dari tiga cahaya tersebut merupakan sifat cahaya tersebut. Kalau kita ingat bahwa timbulnya cahaya itu, sebelum Agama Islam masuk ke Cahyana, yaitu sebelum datangnya Pangeran Wali Syekh Atas Angin untuk membawa Agama Islam. Maka benar-benarlah bahwa nur/cahaya itu merupakan pertanda akan datangnya petunjuk Allah (Agama Islam) di daerah Cahyana khususnya dan di daerah lain pada umumnya. Pangeran Wali Makhdum Husen mengantikan ayah dan kakeknya memimpin Cahyana. Sudah sejak masa Pangeran Wali Syekh Jambukarang, Pajajaran tidak senang kepada daerah Cahyana, Karena berlainan pandangan, yaitu Pajajaran menganut Agama Hindu, sedangkan Cahyana menganut Agama Islam. Maka pada masa Pangeran Wali Makhdum Husen diseranglah Cahyan oleh Pajajaran dengan jumlah yang besar dan dipimpin oleh seorang Patih menyerbu Cahyana, akan tetapi berkat pertolongan Allah SWT dan keberanian Pangeran Wali Makhsum Husen, serta keuletan para santri pengikutnya, tentara Pajajaran dapat dikalahkan dan kembali ke Pajajaran dengan tangan hampa.

Pada saat menghadapi serangan tentara Pajajaran, tampaklah kekeramatan Pangeran Wali makhdum Husen, yaitu pada malam hari beliau memohon kepada Allah SWT dengan menjalankan sholat hajat, maka berdatanglah lebah berbondong-bondong banyak sekali dan menyerang balatentara Pajajaran, sehingga balatentara Pajajaran lari tunggang langgang sampai jauh dari daerah tapal batas Cahyana. Akan tetapi berhenti di sebelah barat sungai. Dengan serta merta datanglah makhluk halus yang besar dan akan menghancurkan balatentara Pajajaran, maka larilah semua sisa tentara dar sebelah barat sungai tersebut. Sebagai peringatan maka sungai tersebut diberi nama sungai Mulih (dalam bahasa jawa) yang artinya pulang, karena dari sungai inilah tentara Pajajaran pulang. Dan hingga saat ini sungai tersebut masih ada yang terletak di Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah.

Tak ketinggalan pula para santri dan pengikutnya dipimpin supaya berdo’a memohon pertolongan Allah SWT. Dan do’a tersebut hingga saat ini terkenal dengan nama Braen. Braen ini diadakan tiap-tiap hari Besar Islam hamper di semua daerah Cahyana dan sering juga digunakan untuk sesuatu hajat yang lain. Kesenian Braen ini dilakukan oleh orang-orang wanita, dengan bunyi-bunyian terbang. Pemimpin Braennya namanya Rubiyah. Jumlah bait do’anya lebih kurang 50 bait. Isi Braen bermacam-macam, antara lain doa, sejarah, pendidikan, ketauhidan dan lain-lain.

Adapun salah satu contoh bait Braen berisi doa :

Tulung matulung, tulung Tuan

Para Wali lilirna nyawa nira

Lilirna ing jagate kelawan sir Allah

Para Wali bukakna lawang ing sepangat Nabi

Lawan sepangat Allah

Artunya :

Mohon pertolongan kepada Allah SWT

Para Wali supaya membangkitkan semangat

Membangkitkan dunia dengan perintah Allah

Para Wali supaya membuka pinti pertolongan

Yaitu safa’at Allah dan Rasul-Nya

Makam Pangeran makhdum Husen terletak di desa Rajawana, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia.

Pangeran Makhdum Wali Prakosa adalah putra dari Pangeran Makhdum Jamil bin Pangeran Wali Makhdum Husen. Beliau semasa dengan jaman Wali Sanga, dan Kerajaan Islam Demak. Hubungan Cahyana dengan Demak sangat bagus dan erat, sebab kedua belah pihak menganut Agama Islam. Apalagi beliau turut serta dalam pembuatan Masjid Demak, bahkan mendapat bagian membuat soko guru masjid bersama Sunan Kalijaga, yang soko tersebut kemudian terkenal dengan nama Soko Tatal. Begitu pula ketika arah masjid masih belum tepat mengarah kiblat, Beliau turut serta membenarkannya. Do’a Beliau dapat diterima Allah SWT sehingga beliau dapat meluruskan arah masjid dengan palu besar menjadi tepat arah kiblatnya. Karena kekuatan dan keperkasaannya maka beliau terkenalah dengan nama Wali Prakosa (kuat sekali).

Hubungan Cahyana dengan Demak bertambah erat lebih-lebih setelah Demak dengan tegas mengakui kemerdekaan Cahyana. Cahyana dapat bantuan seorang guru/mubaligh, bahkan guru tersebut meninggal di Cahyana. Adapun mengenai pengakuan Demak terhadap Cahyana dapat dilihat pada piagam yang tertulis di bawah ini:

Turunan Piagam Atau Surat Pengakuan dari Kerajaan Demak

“Penget laying kang idi Pangeran Sultan ing Demak, kagaduha dening paman Makhdum Wali Prakosa ing Cahyana. Mulane anggaduh laying ingsun dene angrowangi melar tanah Jawa, sun tulusaken pemerdikane pasti lemah pemerdikaning Allah, tan taha ana angowahana ora sun wehi suka khalal dunya akhirat, anaa anak putu hamba anganiaya muga kena ing gutuking Allah lan oleh bebenduning para wali kang ana ing nusa Jawa. Esti yen peperdikaning Allah.

Artinya :

Bahwa kami sebagai Sultan Demak, memberikan tanda piagam ini. Kepada paman Makhdum Wali Prakosa di Cahyana. Mengingat bahwa yang bersangkutan telah membantu menyebarkan Agama Islam di tanah Jawa, kami tetapkan langsung kemerdekaannya. Pasti tanah ini benar-benar merdeka karena Allah. Barang siapa berani merubah, kami tidak khalalkan dunia dan akhirat. Bila ada anak cucu kami yang berani merusak, moga-moga mendapat kutuk Allah dan semua Wali yang ada di pulau Jawa. Bahwa benar-benar tanah merdeka karena Allah.

Makam Pangeran Makhdum Wali Prakosa terletak di desa Pekiringan, Kecamatan Karangmoncol, kabupaten Purbalingga, Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia.

Pangeran Wali Makhdum Cahyana adalah putra dari Agiyana di Ampeldenta dan menantu Pangeran Makhdum Wali Prakosa, suami dari Pangeran Estri. Pada saat Pangeran Makhdum Cahyana bersama saudara perempuannya akan menuaniakan ibadah Haji, berangkat dari Ampel singgah di Cirebon. Kemudian menetap beberapa waktu pada Sultan Cirebon. Selanjutnya saudara perempuannya diambil sebagai istri Sultan Cirebon. Karena sesuatu hal yang tidak baik, maka Pangeran Wali Makhdum Cahyana bersama saudara perempuannya, pada waktu malam hari lolos dari Kasultanan Cirebon secara rahasia.

Dari Cirebon dengan mengambil jalan melalui hutan belantara, sehingga badannya banyak yang menderita luka, dan akhirnya sampailah di Cahyana. Kemudian beliau berguru menjadi santri dari Pangeran Makhdum Wali Prakosa. Karena banyak luka-luka pada badannya, maka terkenalah dengan nama Santri Gudig.

Lama beliau menjadi santri dari Pangeran Makhdum Wali Prakosa. Di dalam pesantren beliau sangat patuh kepada gurunya dan pandai, cakap susila serta mempunyai beberapa keistimewaan yang jarang ada bandingannya. Oleh Karena itu Pangeran Makhdum Wali Prakosa sangat kasih sayang kepada beliau dan akhirnya diambil sebagai menantunya.

Kesaktian Pangeran Wali Makhdum Cahyana antara lain:

1. Kain yang sedang dipakainya waktu tidur malam hari bercahaya seperti ada apinya

2. Mempunyai keahlian mengambil ikan air yang sangat luar biasa

3. Mempunyai keahlian bertani yang istimewa sehingga hasil pertaniannya luar biasa baiknya

4. Mempunyai ilmu rahasia untuk menghilang, sehingga musuh tidak sempat dan tak dapat mencarinya

5. Dapat memerintah batu-batu supaya berjalan sendiri ketika beliau membuat lantai rumah, sehingga seperti binatang ternak yang digiring, dan beliau mengambil ranting pohon waru sebagai cambuknya

Barang-barang peninggalan Pangeran Wali Makhdum Cahyana anatara lain :

1. Lumbung padi, sebenarnya lumbung ini sebagai tempat pengumpulan padi zakat yang digunakan untuk kesejahteraan lahir batin sesuai dengan ajaran Islam

2. Langgar untuk sholat dan pengajian

3. Sorban hijau muda (seperti sorban haji

4. Sorban hitam tua

5. Kain lurik kepyur.

6. Kain batik barong

7. Kitab-kitab

8. Ceret tembaga

9. Kendil/periuk tembaga

10. Terbang

11. Golok / pedang

Setelah wafat beliau dimakamkan di desa Grantung, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia.

Keduanya adalah putra dari Pangeran Makhdum Tores. Makhdum Tores merupakan saudara kandung dari Pangeran Makhdum Wali Prakosa, beliau dimakamkan di Bogares (Tegal).

Setelah Pangeran Makhdum Cahyana wafat, maka Kiai Pekeh/Fakih dan mas Barep yang menggantikan pimpinan daerah Cahyana. Mulai Liai Pekeh/Fakih dan mas Barep inilah timbulnya pembagian pimpinan keluarga Cahyana menjadi dua pimpinan kepala keluarga, dari keluarga keturunan Pangeran Wali Syekh Jambukarang. Seterusnya berkembang biak, hingga sampai waktu sekarang ini telah menjadi 21 kepala keluarga. Dari kepala keluarga ini berkembang menjadi ribuan jumlahnya, baik di daerah Cahyana sendiri maupun di luar daerah Cahyana.

Kesaktian Kiai Pekeh/ Fakih dan mas Barep:

1. Kiai Pekeh/ Fakih dengan pertolongan Allahdapat sholat di atas pelepah pohon pisang yang masih berdiri

2. Mas Barep dengan pertolongan Allah dapat mendatangkan angin rebut, sehingga pohon-pohon jati di hutan jati daerah Tegal banyak yang roboh

susuhunan atas angin

sekitar 2 bulan yang lalu

Sabtu, 12 Desember 2009

AYAT-AYAT AL QUR'AN

QS. 3:110-112 (ALI IMRAN) TENTANG HABLUMINALLAH DAN HABLUMINANNAS

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ (110)

لَنْ يَضُرُّوكُمْ إِلَّا أَذًى وَإِنْ يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا
يُنْصَرُونَ (111)

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (112)

110. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah
dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

111. Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudarat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan.

112. Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, {1} dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu {2} karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu {3} disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.
{1}Maksudnya: perlindungan yang ditetapkan Allah dalam Al Qur'an dan perlindungan yang diberikan oleh pemerintah Islam atas mereka.
{2}Yakni: ditimpa kehinaan, kerendahan dan kemurkaan dari Allah.
{3}Yakni: kekafiran dan pembunuhan atas para nabi-nabi.

QS.30:30-32 (AR RUM) TENTANG LARANGAN BERGOLONG-GOLONGAN DALAM AGAMA ISLAM

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (30)
مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (31)
(32) مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; {1} tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
{1}Fitrah Allah maksudnya: ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan.
31. dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,

32. yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka {1} dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.
{1}Maksudnya: meninggalkan agama tauhid dan menganut berbagai kepercayaan menurut hawa nafsu mereka.

QS.15 :89-93 AL HIJR, TENTANG LARANGAN MOTONG-MOTONG AYAT

وَقُلْ إِنِّي أَنَا النَّذِيرُ الْمُبِينُ (89) كَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى الْمُقْتَسِمِينَ (90

الَّذِينَ جَعَلُوا الْقُرْآنَ عِضِينَ (91) فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (92)

عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ (93)

89. Dan katakanlah: {1} "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan".
{1}Maksud ayat 89, 90, 91, ialah Allah swt. menyuruh Nabi Muhammad saw. memperingatkan kepada orang Yahudi dan Nasrani bahwa Allah akan menurunkan azab kepada mereka sebagaimana Allah telah membinasakan kaum Tsamud.
90. Sebagaimana (Kami telah memberi peringatan), Kami telah menurunkan (azab) kepada orang-orang yang membagi-bagi (Kitab Allah), {1}
{1}Yang dimaksud dengan orang-orang yang membagi-bagi Kitab Allah ialah orang-orang yang menerima sebagian isi Kitab dan menolak sebahagian yang lain.
91. (yaitu) orang-orang yang telah menjadikan Al Qur'an itu terbagi-bagi. {1}
{1}Yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani yang membagi-bagi Al Qur'an, ada bagian yang mereka percayai dan ada pula bagian yang mereka ingkari.
92. Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua,
93. tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu

QS.17:36 SURAT BANI ISROIL, TENTANG LARANGAN IKUTI SESUATU KALAU BELUM TAHU ILMUNYA

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ
عَنْهُ مَسْئُولًا (36)
36. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

QS.4:82 SURAT AN NISA, TENTANG AL QUR’AN TIDAK TERDAPAT PERTENTANG

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا
كَثِيرًا (82)
82. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.

QS. 7:96 SURAT AL A’ROF, TENTANG BALASAN UNTUK ORANG-ORANG YANG BERTAQWA

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (96)
96. Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

QS.16:97 AN NAHL, MANUSIA SUPAYA BERAMAL SUPAYA MEMPEROLEH HAYATAN TOYIBATAN
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً
وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (97)
97. Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, {1} maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
{1}Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.

QS.46:19 AL AHQAF, AMAL ITU UNTUK MENINGKATKAN DERAJAT DALAM KEHIDUPAN

وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَلِيُوَفِّيَهُمْ أَعْمَالَهُمْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (19)
19. Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.
QS.6:132 AL AN’AM, AMAL ITU UNTUK MENINGKATKAN DERAJAT DALAM KEHIDUPAN
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ (132)
132. Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.

QS. 2:208 AL BAQOROH, MASUK ISLAM SECARA KAFFAH

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ
إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (208)
208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.

QS. 9:71 AT TAUBAH, TENTANG APA YANG HARUS DIKERJAKAN OLEH ORANG-ORANG YANG BERIMAN

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (71)
71. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

QS.16:36 SURAT AN NAHL, ROSUL DIUTUS SUPAYA MANUSIA BISA IBADAH KEPADA ALLAH

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (36)
36. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti {1} kesesatan baginya. {2} Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
{1}Thaghut: ialah setan dan apa saja yang disembah selain dari Allah swt.
{2}Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat.

QS.4:80 AN NISA, KETAATAN KEPADA ALLAH DIUKUR KETAATAN KEPADA ROSUL

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا (80)
80. Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. {1}
{1}Rasul tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan tidak menjamin agar mereka tidak berbuat kesalahan.

QS.33:21 AL AHZAB, ROSUL SEBAGAI USWATUN KHASANAH

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (21)
21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

QS.14:4 SURAT IBROHIM, TENTANG BAHASA WAHYU

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (4)
4. Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, {1} supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, {2} dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
{1}Al Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab itu, bukanlah berarti bahwa Al Qur'an untuk bangsa Arab saja tetapi untuk seluruh manusia.
{2}Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat.

QS. 39:1,2,3 SURAT AZ ZUMAR, ARTI IBADAH

تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ (1)
إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ (2)
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ (3)
1. Kitab (Al Qur'an ini) diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
2. Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.
3. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.

QS.53:19-23 AN NAJM, ILAH SELAIN ALLAH HANYALAH NAMA YANG DIADA-ADAKAN OLEH MANUSIA

أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّى (19) وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَى (20) أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنْثَى (21) تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَى (22)
إِنْ هِيَ إِلَّا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَى (23)
19. Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al Lata dan Al Uzza, {1}
{1}Al Lata, Al Uzza dan Manah adalah nama-nama berhala yang disembah orang Arab Jahiliah dan dianggapnya anak-anak perempuan Tuhan.
20. dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? {1}
{1}Al Lata, Al Uzza dan Manah adalah nama-nama berhala yang disembah orang Arab Jahiliah dan dianggapnya anak-anak perempuan Tuhan.
21. Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan?
22. Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil.
23. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.

QS.3:187, ALI IMRON, UMAT SUPAYA MENYAMPAIKAN KETERANGAN

وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ فَنَبَذُوهُ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ (187)
187. Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya." Lalu mereka melemparkan janji itu {1} ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima.
{1}Di antara keterangan yang disembunyikan itu ialah tentang kedatangan Nabi Muhammad saw.

QS.4:48, AN NISA, ALLAH TIDAK MENGAMPUNI DOSA SYIRIK

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا (48)
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.

QS.53:1-5, AN NAJM, NABI BERBUAT HANYA DENGAN WAHYU

وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى (1) مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى (2) وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (3) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى (4) عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى (5)
1. Demi bintang ketika terbenam,
2. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru,
3. dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya.
4. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),
5. yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat,

QS.2:62 AL BAQOROH, AHLI KITAB DAN SYABIIN

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62)
62. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka {1} yang benar-benar beriman kepada Allah, {2} hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. {3}
{1}Shabiin ialah orang-orang yang mengikut syariat Nabi-nabi zaman dahulu atau orang-orang yang menyembah bintang atau menyembah dewa-dewa.
{2}Orang-orang mukmin begitu pula orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman kepada Allah termasuk beriman kepada Muhammad saw., percaya kepada hari akhirat dan mengerjakan amal yang saleh, mereka mendapat pahala dari Allah.
{3}Ialah perbuatan yang baik yang diperintahkan oleh Agama Islam, baik yang berhubungan dengan ibadah atau tidak.

QS.5:69 AL MAIDAH, AHLI KITAB DAN SYABIIN

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَى مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (69)
69. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja {1} (di antara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
{1}Orang-orang mukmin begitu pula orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman kepada Allah termasuk beriman kepada Muhammad saw., percaya kepada hari akhirat dan mengerjakan amal yang saleh, mereka mendapat pahala dari Allah.

QS.5:68 AL MAIDAH, AHLI KITAB DR. CAHYADI NUGRONO MEMAKAI DALIL INI UNTUK DASAR KRISTEN
TAUHID

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَسْتُمْ عَلَى شَيْءٍ حَتَّى تُقِيمُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا فَلَا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ
]الْكَافِرِينَ (68)
68. Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

QS.8:62,63, AL ANFAL, ORANG-ORANG BERIMAN HATINYA DIPERSATUKAN OLEH ALLAH

وَإِنْ يُرِيدُوا أَنْ يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ (62) وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (63)
62. Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin,
63. dan Yang mempersatukan hati mereka {1} (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
{1}Penduduk Madinah yang terdiri dari Aus dan Khazraj selalu bermusuh-musuhan sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah. Sesudah Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah dan mereka masuk Islam, permusuhan itu hilang.

QS.3:164 ALI IMRON, TUGAS ROSUL MENSUCIKAN KEHIDUPAN UMATNYA

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (164)
164. Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

QS.21:25 AL ANBIYA, TUGAS ROSUL MEMPERKENALKAN KEESAAN ALLAH

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ (25)
25. Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".

QS.20:14, THOHA, ALLAH MEMPERKENALKAN DIRI KEPADA MANUSIA

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي (14)
14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku.

QS. 2:38 AL BAQOROH, SUPAYA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT TIDAK KHAWATIR

قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (38)
38. Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

QS. 16:64, AN NAHL, AL QUR’QN UNTUK MENGATASI IKHTILAF BUKAN UNTUK BAHAN IKHTILAF

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (64

64. Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

QS. 2 : 213, AL BAQOROH, AL QUR’QN UNTUK MENGATASI IKHTILAF BUKAN UNTUK BAHAN IKHTILAF

كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (213)
213. Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.

QS. 7 : 179, AL A’ROF, PANCA INDRA DAN HATI HARUS DIGUNAKAN, KALAU TIDAK AKAN DIMASUKKAN KE NERAKA

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (179)

179. Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

QS. 25 : 52 , AL FURQON, JIHAD AKBAR ADALAH DENGAN AL QUR’AN

فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا (52)

52. Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Qur'an dengan jihad yang besar.

QS. 10 : 9 YUNUS, IMAN SEBAGAI KEMUDI

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ (9)
9. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, {1} di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan.
{1}Maksudnya: diberi petunjuk oleh Allah untuk mengerjakan amal-amal yang menyampaikan surga.

QS. 7 : 181, AL A’ROF, MEMBANGUN UMMAT UNTUK MENEGAKKAN KEADILAN

وَمِمَّنْ خَلَقْنَا أُمَّةٌ يَهْدُونَ بِالْحَقِّ وَبِهِ يَعْدِلُونَ (181)

181. Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.

QS. 47 : 7 MUHAMMAD, MENOLONG AGAMA ALLAH

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ (7)

7. Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

QS. 61 : 14 ASH SHOFF, MENOLONG AGAMA ALLAH

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا أَنْصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ فَآمَنَتْ طَائِفَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَتْ طَائِفَةٌ فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَى عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ (14
14. Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kami lah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israel beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.

QS. 41 : 3, FUSILAT, AL QUR’AN ADALAH KITAB YANG AYAT-AYATNYA DIJELASKAN

كِتَابٌ فُصِّلَتْ آيَاتُهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (3)

3. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui.

QS. 54 : 22, AL QOMAR, AL QUR’AN ADALAH DIMUDAHKAN (UNTUK DIPELAJARI)

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ (22)

22. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?

QS. 54 : 32, AL QOMAR, AL QUR’AN ADALAH DIMUDAHKAN (UNTUK DIPELAJARI)

ِ وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ (32)

32. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?

QS. 54 : 40, AL QOMAR, AL QUR’AN ADALAH DIMUDAHKAN (UNTUK DIPELAJARI)

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ (40)

40. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?

QS. 2 : 105, AL BAQOROH, AHLI KITAB DAN MUSYRIKIN ADALAH KAFIR

مَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلَا الْمُشْرِكِينَ أَنْ يُنَزَّلَ عَلَيْكُمْ مِنْ خَيْرٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَاللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (105
105. Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai karunia yang besar.

QS. 98 : 1, AL BAYYINAH, AHLI KITAB DAN MUSYRIKIN ADALAH KAFIR

لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ (1)

1. Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata.

QS. 98 : 6, AL BAYYINAH, AHLI KITAB DAN MUSYRIKIN ADALAH KAFIR

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ (6)

6. Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.

QS. 35 : 32 FATIR, ORANG YANG MAU MENERIMA PETUNJUK ALLAH ADALAH ORANG-ORANG PILIHAN

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ
وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ (32)

32. Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri {1} dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
{1}Yang dimaksud dengan ''orang yang menganiaya dirinya sendiri'' ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya, dan ''pertengahan'' ialah orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan ''orang-orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan'' ialah orang-orang yang kebaikannya amat banyak dan amat jarang berbuat kesalahan.

QS. 25 : 54 AL FURQON, MASALAH NASAB

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا (54

54. Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa. {1}
{1}''Mushaharah'' artinya hubungan kekeluargaan yang berasal dari perkawinan, seperti menantu, ipar, mertua dan sebagainya.

QS. 23 : 52, 53 AL MUKMINUN, GOLONGAN-GOLONGAN

وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ (52)
52. Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu {1} dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.
{1}Maksudnya: sama dalam pokok-pokok kepercayaan dan pokok-pokok Syariat.
فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ (53)
53. Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing).

QS. 38 : 28, SHAAD, LAWAN TAQWA ADALAH MAKSIYAT

أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الْأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ (28)
28. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?

QS. 39 : 33, AZ ZUMAR, ORANG-ORANG YANG BERTAQWA ADALAH ORANG YANG MEMBENARKAN MUHAMMAD DAN APA YANG DIBAWANYA (KEBENARAN)

وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (33)

33. Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

QS. 11 : 87, HUUD, DENGAN SHOLAT SUPAYA ORANG MAU MENINGGALKAN TRADISI NENEK MOYANG

قَالُوا يَا شُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَنْ نَتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا أَوْ أَنْ نَفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ إِنَّكَ لَأَنْتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ (87)

87. Mereka berkata: "Hai Syuaib, apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal." {1}
{1}Perkataan ini mereka ucapkan untuk mengejek Nabi Syuaib a.s.
TERJEMAHAN MALAYSIA SBB :
Mereka berkata: Wahai Syuaib! Adakah sembahyangmu (yang banyak itu) menyuruhmu perintahkan kami supaya meninggalkan apa yang disembah oleh datuk nenek kami, atau supaya kami lakukannya apa yang kami suka melakukannya dalam menguruskan harta kami? Sesungguhnya engkau (wahai Syuaib) adalah orang yang penyabar, lagi bijak berakal (maka bagaimana pula engkau menyuruh kami melakukan perkara yang bertentangan dengan kebiasaan kami)?

QS. 20 : 132, THOHA, SHOLAT DIKAITKAN DENGAN MASALAH RIZKI

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى (132)
132. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa
QS. 24 : 41, AN NUUR, SEMUA MAKHLUQ SHOLAT DAN TASBIH
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ (41)
41. Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, {1} dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
{1}Masing-masing makhluk mengetahui cara salat dan tasbih kepada Allah dengan ilham dari Allah.

QS. 42 : 38, ASY SYURAA, URUSAN SUPAYA DIPUTUSKAN DENGAN MUSYAWARAH

وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (38)
38. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.

QS. 2 : 78, AL BAQOROH, MASALAH AMANI (ANGAN-ANGAN MANUSIA)

وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لَا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلَّا أَمَانِيَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ (78)
78. Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. {1}
{1}Kebanyakan bangsa Yahudi itu buta huruf, dan tidak mengetahui isi Taurat selain dari dongeng-dongeng yang diceritakan pendeta-pendeta mereka.
TERJEMAH MALAYSIA SBB
Dan di antara mereka pula ada orang-orang yang buta huruf, mereka tidak mengetahui akan isi Kitab Taurat selain dari penerangan-penerangan bohong (dari ketua-ketua mereka) dan mereka hanyalah berpegang kepada sangkaan-sangkaan sahaja.

QS. 2 : 111, AL BAQOROH, MASALAH AMANI

وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (111)
111. Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".

QS. 4 : 123, AN NISA, MASALAH AMANI

لَيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلَا أَمَانِيِّ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا (123)
123. (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu {1} yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.
{1}Mu di sini ada yang mengartikannya dengan kaum muslimin dan ada pula yang mengartikannya kaum musyrikin. Maksudnya ialah pahala di akhirat bukanlah menurut angan-angan dan cita-cita mereka, tetapi sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama.

QS. 12 : 2, YUSUF, AL QUR’AN DALAM BAHASA ARAB

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (2)
2. Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.

QS. 59 : 18, AL HASYR, PERENCANAAN UNTUK HARI ESOK

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (18)
18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

QS. 94 : 7, ALAM NASYRAH, EVALUASI PERENCANAAN

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (7)

7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

{1} (EVALUASI APA YANG TELAH KAMU LAKUKAN)

{1}Maksudnya: sebagian ahli Tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah, maka beribadahlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia, maka kerjakanlah urusan akhirat dan ada lagi yang mengatakan: apabila telah selesai mengerjakan salat, maka berdoalah.